oleh:
Reza Kriztiawan
(Bonek Campus ITATS)
Klub dan suporter, memang suatu kesatuan yang sulit dipisahkan bahkan mungkin takkan mungkin untuk dipisahkan. Peran suporter terhadap klubnya memang untuk mendukung, memberi semangat, mengkritik jika klubnya tak sesuai rule nya, bahkan sampai nyawapun rela mereka taruhkan untuk klubnya. Apalah arti sebuah klub jika tak sejalan dengan suporternya, tentu akan menimbulkan berbagai banyak masalah.
Persebaya adalah salah satu klub terbesar dan tersukses
di sepak bola Indonesia. Memiliki juga suporter yang sangat militan dan salah
satu basis suporter terbesar di Indonesia. Ya, mereka menyebutnya adalah Bonek.
Bonek dengan gagahnya selalu mendukung apapun keadaan klub pujaannya,
Persebaya. Suka maupun duka bahkan tangis bahagia ataupun tangis kekecewaan ,sudah
mereka lakukan untuk Persebaya. Berjuang mengembalikan Persebaya kembali ke
habitat asalnya,yang selama 6 tahun mengalami suatu masalah dengan federasi
hingga puasa pertandingan pun Bonek masih setia bersama Persebaya. Betapa
cintanya mereka terhadap klub pujaannya. Tak terkecuali salah satu Bonek yang
bernama Fajar Kurniawan.
Sejak
kecil, Fajar memang terkenal salah satu pendukung fanatik Persebaya. Ia pun
rutin menyaksikan pertandingan Persebaya yang pada saat itu masih bermarkas di
Stadion Gelora 10 November Tambak Sari. Hingga Persebaya pindah di Gelora Bung
Tomo, Fajar pun masih sering menyaksikan Persebaya berlaga. Diluar sebagai
Bonek atau pendukung Persebaya, Fajar memiliki bakat yang terus ia asah.
Lelaki
berkelahiran asli Suroboyo 07 Mei
1994 ini ternyata menyalurkan bakatnya lewat salah satu tim SSB di kota
Surabaya. Hingga di tahun 2009, Fajar bisa menembus tim Persebaya Junior yaitu Persebaya U-15 dan itu adalah awal sepak terjang
Fajar di karirnya.
Bakatnya pun terus ia asah hingga tim jauh di ujung Pulau
Sulawesi meliriknya. Yaitu PPLP Sulsel Makassar adalah petualangan fajar
selanjutnya. Ia resmi dikontrak pada saat itu satu musim di tahun 2010.
Permainan ngotot dan ngeyel khas arek Suroboyo ini mendapatkan tambahan
durasi kontrak selama 2 tahun berikutnya
(Fajar bersama tim Persebaya U-15 menjuarai piala Medco Jatim thn 2009)
|
Sampai
pada saatnnya di pengghujung kontraknya, ia mendapat tawaran dari klub Asal
Jawa Timur lainnya. Persem Mojokerto di tahun 2012 resmi mengontrak Fajar
dengan durasi satu musim. Bakat ia terus asah, terus ia latih, tujuannya hanya
satu yaitu dapat menembus skuad Green Force, klub yg ia puja dari kecil dn ia
cintai. Namun sayang, mulai ditahun 2010 tersebut Persebaya mengalami “Mati
Suri” sampai pada akhirnya tak ada pertandingan di Kota Surabaya. Fajar terus menunggu
tim pujaannya bangkit, hingga kontrakanya telah usai di Persem Mojokerto di
tahun 2013.
Waktu
terus berlalu hingga Fajar kembali ke kota asalnya Surabaya untuk meneruskan
pendidikannya. Kala itu Fajar sedikit mengurangi di dunia sepak bola untuk
melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan. Universitas Sunan Giri adalah
pilihannya dan Fakultas Ilmu Tasfir adalah jurusan yang digelutinya.
Di masa
itu Fajar juga bergabung dengan Bonek Campus. Wadah dari berbagai komunitas
campus ini juga sering membuat suara acara di saat Persebaya sedang “mati suri”.
Fajar pun juga aktif di saat tersebut dan ikut dalam berbagai kegiatan Bonek
Campus salah satunya Mahakarya Bonek Campus.
(Acara Mahakarya Bonek Campus) |
Setelah
sedikit menepi dari sepak bola karna disibukkan dengan masa awal perkuliahan,
Fajar akhirnya kembali ke lapangan hijau. Tim tetangga berjuluk the Lobster ini
sukses menggaet bek sayap kiri asal Surabaya. Deltras Sidoarjo resmi mengikat
kontrak dengan Fajar selama satu musim berjalan.
(Fajar Kurniawan bersama Deltras Sidoarjo) |
Suasana trial bersama Barito Putera |
jongkok kedua dari kiri |
(sumber: media Persip Pekalongan) |
Sebelum
kompitisi resmi bergulirpun, Fajar menyempatkan diri menyaksikan Persebaya
bermain di laga tandang maupun kandang setelah dikembalikannya Bajol Ijo di
habitatnya dan saat itu ia dari Pekalongan setelah mengikuti latihan bersama
timnya langsung hadir dilaga PSIS vs Persebaya di Jatidiri. WOW! Loyalitas dan
kecintaan Bonek menang tak bisa dibohongi. Laga terakhir yang dilakukan di
Gelora Bung Tomo melawan PSIS juga tak ingin ia lewatkan begitu saja. Bermodal
ijin dari pihak klubnya saat itu,ia langsung meluncur menuju Surabaya untuk
menyaksikan Home Coming Game.
(saat menyaksikan PSIS vs Persebaya di stadion Jatidiri) |
Harapan
juga keinginannya pun tinggi untuk memakai kostum Green Force, tim yang sangat
ia puja dari kecil hingga sekarang. Namun secara profesional,jelas Fajar akan
berjuang habis-habisan membawa Persip Pekalongan meraih prestasi tertinggi di
kancah Liga 2 sepak bola Indonesaia.
“Siap
meneruskan posisi dari Abah Halil”, begitu ujarnya saat terakhir yang ia
katakan kepada saya.
Semoga jika ada kesempatan memakai jersey berlambang Suro dan Boyo nanti,pasti tidak akan ia sia-siakan. Terus berlarilah #spesialiskidal23 hingga sampai saatnya kau akan datang bermain dihadapan Bonek dengan memakai jersey Persebaya dan berada di pososi Mat Halil dulu. Mungkin untuk menejemen Persebaya bisa mempertimbangkan atau memantau “Bonek” ini yang sedang bermain di Persip Pekalongan. Memilik ciri khas asli arek Suroboyo takkan membuat Fajar lama beradaptasi jika nantinya di kontrak oleh menejemen Green Force !
Semoga jika ada kesempatan memakai jersey berlambang Suro dan Boyo nanti,pasti tidak akan ia sia-siakan. Terus berlarilah #spesialiskidal23 hingga sampai saatnya kau akan datang bermain dihadapan Bonek dengan memakai jersey Persebaya dan berada di pososi Mat Halil dulu. Mungkin untuk menejemen Persebaya bisa mempertimbangkan atau memantau “Bonek” ini yang sedang bermain di Persip Pekalongan. Memilik ciri khas asli arek Suroboyo takkan membuat Fajar lama beradaptasi jika nantinya di kontrak oleh menejemen Green Force !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar