Selasa, 02 Juni 2015

SENYUM PALSU SEPAKBOLA INDONESIA

Oleh:
Aditya Dionasmi N. F. S.


Sepakbola indonesia, akhir-akhir ini ramai obrolan tentang sepakbola entah itu soal penyimpangan-penyimpangan juga tentang pesonanya. Sepakbola indonesia dijaman belanda mungkin pernah menjadi yang terbaik di asia tenggara bahkan di asia ! Maju beberapa dekade di tahun 50 an sepakbola indonesia benar-benar elang garuda perkasa yang siap menerkam lawan-lawannya di pentas asia ataupun internasional. Juga turut melahirkan legenda-legenda lapangan hijau yang pernah ada. Berhadapan dengan negara tangguh kiblat sepakbola dunia eropa indonesia mampu mengimbanginya. Keperkasaan timnas saat itu mulai diperhitungkan di kancah asia. Menuju era millenium sepakbola berkembang menuju era yang "maju". Dimulai dari penggabungan liga dari perserikatan dan galatama ke liga indonesia, juga pembinaan usia muda dari level klub hingga timnas seolah-olah membangkitkan potensi garuda, semuanya seolah tergambar jelas ketika kita hampir saja merajai asia tenggara saat berlaga di final piala tiger 2004 jika saja kita tidak takluk oleh persemakmuran inggris, singapura di final yang berkesudahan 5-3 dimana laga dilakukan home & away. Saat itu timnas kita benar-benar murni indonesia ! Di depan kita miliki ketajaman ilham jaya kusuma, kurniawan dwi julianto, ditengah kita distabilkan ponaryo astaman, elie eboy, juga bakat muda firman utina, di posisi bertahan ada ismed sofyan, bakat muda hamka hamzah, di palang pintu terkahir berdiri hendro kartiko , layaknya tim bintang di bangku cadangan tak kalah benderangnya, saktiawan sinaga supersub kala itu benar benar melambungkan harapan dimalam itu. Getarannya, gemuruh stadion utama gelora bung karno benar benar membakar semangat semuanya... semuanya ! Tapi peruntungan malam itu tak berpihak ke timnas, di singapura kita takluk 3-1 di jakarta kita tumbang 2-1.

Bergerak menapaki waktu, sepakbola kita mulai digerogoti penyakit, dimulai dari skandal ketum pssi saat itu nurdin halid, masalah terus berlanjut dimana saat itu nurdin halid berstatus tersangka masih menjabat sebagai ketua umum dan menjalankan kekuasaannya dibalik jeruji besi. Sontak masyarakat menuntut revolusi dalam tubuh pssi...

Harapan kembali muncul ketika saat itu benar benar seolah menemukan titik terang, pssi kongres dan melahirkan djohar arifin sebagai ketum yang baru. Tetapi seiring berjalannya waktu, harapan seolah hanya harapan saja. Permasalahan lebih pelik muncul, DUALISME LIGA ! Satu satunya yang mungkin pernah terjadi di muka bumi, ketika saat itu muncul liga yang di restui oleh pssi adalah indonesia premier league, lalu disisi lain bergulir pula indonesia super league. Layaknya buah simalakama ketum yang baru saja naik jabatan johar arifin tak mampu bersikap. Disatu sisi ipl adalah liga dibawah naungan pssi yang secara statuta juga di akui oleh fifa sebagai otoritas tinggi sepakbola tidak mampu mengambil sikap tegas terhadap liga yang diluar pssi dalam hal ini isl saat itu. Yang ada malah ipl terancam bangkrut karena minimnya peminat, juga dualisme liga ini berdampak buruk bagi tim tim nya. Pendoplengan tim tim, mengganti nama tim dimulai.

Dan tim tim yang mengikuti ipl malah terancam terkena sanksi oleh pssi, padahal kembali ke atas bahwa yang direstui pssi saat itu adalah IPL dan seharusnya yang disanksi adalah tim yang berpentas di isl, kita ganti sejenak judul film "ada apa dengan cinta" menjadi "ada apa dengan pssi" tim tim pemberani yang keluar dari isl dan bergabung dengan ipl itu adalah psm makassar, persebaya surabaya, persibo bojonegoro, persema malang yang dimana tim tim ini terancam sanksi. Lebih parah lagi persebaya surabaya mengalami pengkloningan dan pemalsuan sejarah oleh oknum oknum yang pada akhirnya membentuk kpsi nantinya. Itu segelintir permasalahan dalam liga bagaimana dengan pemain? Tidak kalah hebohnya pemain pemain dalam tubuh tim tim indonesia tidak di manusiakan sebagai manusia, bagaimana tidak gaji terus menunggak dianggap hal yang lumrah dalam tim tim peserta liga, pemain tidak bisa membayar kebutuhan hidupnya hingga mengemis, hingga puncaknya wafatnya pemain salah satu tim yang berpentas di liga karena tidak memiliki dana untuk berobat disebabkan gaji yang ditunggak oleh manajemen tim! Suatu realitas bobrok yang ada dalam sepakbola kita. Dari semua hal itu badan otoritas sepakbola indonesia tidak pernah belajar bahwa permasalahan yang ada karena bobroknya pengelolaan. Lalu, harapan baru kembali muncul setelah kesadaran supporter untuk mengkritisi keadaan yg sudah jauh rusak ini, arus suara kritis mendengung, pergantian kepemimpinan juga pergantian kemenpora seolah menjadi refleksi akan menjadi nyata harapan itu, menpora dengan tegas meminta laporan transparansi kegiatan pssi sebagaj badan publik, arus dukungan pun mengakir dari seantero penjuru negeri, bentuk dukungan atas ketegasan kemenpora demi sepakbola indonesia yang lebih baik, kita juga sebagai bagian dari supporter harus berani menentukan arah demi sepakbola yang lebih baik pula, kepada pssi harus kah kami berteriak #boikotpssi agar terbuka pikirannya, haruskah kami berkata #bekukanpssi agar sadar bahwa ada sesuatu yang salah dalam sepakbola kita. Bersikaplah terbuka, bersedialah mengevaluasi secara terbuka kinerjademi prestasi dan kelangsungan sepakbola kita. Tetaplah panjang umur perjuangan ini, tetaplah menyuarakan kebenaran yang sesunguhnya.

INI BUKAN HANYA TENTANG SEPAKBOLA.
INI ADALAH TEKAD BESAR, KEYAKINAN, DAN PERJUANGAN.
TETAPLAH TERBANG TINGGI ELANG GARUDA.
JIKA KALIAN, PSSI DAN LAINNYA MEMBACA INI.
SAYA HANYA INGIN MENYAMPAIKAN KEGELISAHAN KAMI.
DAN BUATLAH SENYUM ITU KEMBALI KE SEAKBOLA KITA.
KITA LAYAK MENDAPATKANNYA !
JIKA KAU INGIN MEMBUNGKAM KAMI, KAMI PERSIAPKAN UNTUKMU PEMBERONTAKAN.