Oleh : Bayu Aluning Samudra
(Bonek Campus UNESA)
Cinta adalah tindakan keyakinan dan siapa pun yang kecil keyakinannya maka juga kecil cintanya" - Erich Fromm-
”CINTA” Kata ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Semua orang mulai anak kecil sampai orang dewasa pun terkadang selalu berbicara mengenai cinta. Cinta tidak memandang usia, jenis kelamin, jabatan, bahkan strata kehidupan semua mempunyai cinta.
Cinta adalah soal rasa, tidak ada teori atau definisi khusus tentang cinta karena cinta berbeda dengan fisika ataupun matematika. Cinta bukanlah suatu objek yang dapat dilihat dengan kasat mata, cinta berbeda dengan logika, cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan yang pembenarannya baru bisa didapat melalui logika.
Seperti yang pernah dilansir oleh BBC, sebuah penelitian membuktikan ketika sedang jatuh cinta bagian otak manusia yang mengontrol pikiran pikiran kritis agak terganggu. Sekali lagi terbukti jika cinta adalah soal rasa yang penggunaannya dengan hati tidak perlu akal.
Objek cinta bisa beragam, karena hakikatnya cinta diciptakan untuk menyadarkan manusia akan posisinya sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri yang berarti manusia harus menciptakan interaksi sosial dengan objek apapun, contoh ketika orang itu menyukai sebuah jenis motor, maka dia akan berkumpul dengan pecinta motor yang lain. Dan ketika seseorang itu menyukai jenis genre music atau band dia akan berkumpul dengan orang-orang yang satu selera dengannya.
Sama halnya dengan olahraga, khususnya sepakbola yang dimana menjadi olahraga paling digemari didunia. Ketika orang menyukai dan mencintai sepakbola, secara tidak langsung dia akan berkecimpung dengan hal-hal seputar sepakbola, dia secara sadar ataupun tidak akan mencari, mengikuti informasi terkait dunia sepakbola.
Kini tim sepakbola tidak hanya hadir sebagai olahraga yang paling digemari, melainkan sebuah tim sepakbola sudah berada jauh diatas itu, sebuah tim sepakbola mampu mewakili kehormatan suatu daerah dan menjadi kebanggaan bagi individu yang mencintainya.
Surabaya adalah salah satu contohnya. Kota terbesar kedua setelah Jakarta ini ternyata menyimpan berjuta cinta didalamnya. Bahkan banyaknya gedung-gedung bertingkat dan padatnya kondisi jalan disurabaya pun tidak mengurangi sedikiti pun kadar cinta masyarakat di kota tersebut. Yang dimaksud disini adalah cinta masyarakat Surabaya terhadap kotanya dan sejarahnya yang salah satunya adalah PERSEBAYA.
Bonek dan Persebaya adalah salah satu contoh cinta yang sesungguhnya., dimana Persebaya sudah menjadi bagian dari Bonek, dan sebaliknya. Bonek akan dengan senang hati, dengan ikhlas memberikan apapun yang bisa diberikan kepada Persebaya tanpa mengharapkan balasan mengingat Bonek sudah menganggap Persebaya bagian dari dirinya. Disitulah kehadiran cinta, karena dalam cinta tidak mengenal istilah pamrih yang ada hanya ketulusan.
Bonek sendiri telah menunjukan seberapa besar cintanya untuk tim kebanggaannya Persebaya Surabaya. Disaat persebaya berlaga di kandang (home) Bonek selalu memenuhi isi stadion dan berteriak lantang memberikan dukungan kepada tim kebanggannya yang sedang berlaga. Di saat Persebaya main tandang (away) Bonek rela menghabiskan tabungan, rela menjual barang-barang kesayangannya, rela membolos sekolah, rela meninggalkan pekerjaan, rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk satu tujuan yaitu memberikan dukungan terhadap tim kebanggaannya Persebaya Surabaya.
Bahkan lebih jauh lagi, Bonek mengajarkan arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang menurut Kahlil Gibran datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah dikhianati.
Bonek tidak hanya ada saat Persebaya dalam kejayaan, saat Persebaya juara, tetapi Bonek juga menunjukkan cintanya kepada Persebaya disaat tim tersebut terpuruk, disaat Persebaya dipaksa dihilangkan oleh federasi, Bonek selalu ada di garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak Persebaya.
Bonek tidak hanya ada saat Persebaya dalam kejayaan, saat Persebaya juara, tetapi Bonek juga menunjukkan cintanya kepada Persebaya disaat tim tersebut terpuruk, disaat Persebaya dipaksa dihilangkan oleh federasi, Bonek selalu ada di garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak Persebaya.
Tidak hanya hak-hak tim Persebaya yang Bonek perjuangkan, disisi lain Bonek juga memperjuangkan hak-hak para pemain Persebaya yang gajinya belum terbayarkan. Bonek bersuara lantang ketika manajemen Persebaya diisi oleh orang-orang yang tidak professional. Ini menunjukan kecintaan Bonek yang begitu besar terhadap Persebaya bukan untuk lainnya termasuk manajemen Persebaya itu sendiri, “Love Persebaya Hate Management”
Bonek mengajarkan jika cinta tidak cuma ditunjukan saat Persebaya berjaya saja, ibarat mencintai harumnya mawar kita juga harus siap merasakan durinya.
Terakhir, kita harus yakin berbagai perjuangan Bonek ketika Persebaya terpuruk akan menjadi kisah cinta yang indah, sejarah yang patut dikenang kelak ketika Persebaya kembali berjaya.
Dunanges aku ��
BalasHapus