Oleh:
Aditya Dionasmi N. F. S.
Sepakbola indonesia, akhir-akhir ini ramai obrolan tentang
sepakbola entah itu soal penyimpangan-penyimpangan juga tentang pesonanya.
Sepakbola indonesia dijaman belanda mungkin pernah menjadi yang terbaik di asia
tenggara bahkan di asia ! Maju beberapa dekade di tahun 50 an sepakbola
indonesia benar-benar elang garuda perkasa yang siap menerkam lawan-lawannya di
pentas asia ataupun internasional. Juga turut melahirkan legenda-legenda
lapangan hijau yang pernah ada. Berhadapan dengan negara tangguh kiblat
sepakbola dunia eropa indonesia mampu mengimbanginya. Keperkasaan timnas saat
itu mulai diperhitungkan di kancah asia. Menuju era millenium sepakbola
berkembang menuju era yang "maju". Dimulai dari penggabungan liga
dari perserikatan dan galatama ke liga indonesia, juga pembinaan usia muda dari
level klub hingga timnas seolah-olah membangkitkan potensi garuda, semuanya
seolah tergambar jelas ketika kita hampir saja merajai asia tenggara saat
berlaga di final piala tiger 2004 jika saja kita tidak takluk oleh
persemakmuran inggris, singapura di final yang berkesudahan 5-3 dimana laga
dilakukan home & away. Saat itu timnas kita benar-benar murni indonesia !
Di depan kita miliki ketajaman ilham jaya kusuma, kurniawan dwi julianto,
ditengah kita distabilkan ponaryo astaman, elie eboy, juga bakat muda firman
utina, di posisi bertahan ada ismed sofyan, bakat muda hamka hamzah, di palang
pintu terkahir berdiri hendro kartiko , layaknya tim bintang di bangku cadangan
tak kalah benderangnya, saktiawan sinaga supersub kala itu benar benar
melambungkan harapan dimalam itu. Getarannya, gemuruh stadion utama gelora bung
karno benar benar membakar semangat semuanya... semuanya ! Tapi peruntungan
malam itu tak berpihak ke timnas, di singapura kita takluk 3-1 di jakarta kita
tumbang 2-1.
Bergerak menapaki waktu, sepakbola kita mulai digerogoti
penyakit, dimulai dari skandal ketum pssi saat itu nurdin halid, masalah terus
berlanjut dimana saat itu nurdin halid berstatus tersangka masih menjabat
sebagai ketua umum dan menjalankan kekuasaannya dibalik jeruji besi. Sontak
masyarakat menuntut revolusi dalam tubuh pssi...
Harapan kembali muncul ketika saat itu benar benar seolah
menemukan titik terang, pssi kongres dan melahirkan djohar arifin sebagai ketum
yang baru. Tetapi seiring berjalannya waktu, harapan seolah hanya harapan saja.
Permasalahan lebih pelik muncul, DUALISME LIGA ! Satu satunya yang mungkin
pernah terjadi di muka bumi, ketika saat itu muncul liga yang di restui oleh
pssi adalah indonesia premier league, lalu disisi lain bergulir pula indonesia
super league. Layaknya buah simalakama ketum yang baru saja naik jabatan johar
arifin tak mampu bersikap. Disatu sisi ipl adalah liga dibawah naungan pssi
yang secara statuta juga di akui oleh fifa sebagai otoritas tinggi sepakbola
tidak mampu mengambil sikap tegas terhadap liga yang diluar pssi dalam hal ini
isl saat itu. Yang ada malah ipl terancam bangkrut karena minimnya peminat,
juga dualisme liga ini berdampak buruk bagi tim tim nya. Pendoplengan tim tim,
mengganti nama tim dimulai.
Dan tim tim yang mengikuti ipl malah terancam terkena sanksi
oleh pssi, padahal kembali ke atas bahwa yang direstui pssi saat itu adalah IPL
dan seharusnya yang disanksi adalah tim yang berpentas di isl, kita ganti
sejenak judul film "ada apa dengan cinta" menjadi "ada apa
dengan pssi" tim tim pemberani yang keluar dari isl dan bergabung dengan
ipl itu adalah psm makassar, persebaya surabaya, persibo bojonegoro, persema
malang yang dimana tim tim ini terancam sanksi. Lebih parah lagi persebaya
surabaya mengalami pengkloningan dan pemalsuan sejarah oleh oknum oknum yang
pada akhirnya membentuk kpsi nantinya. Itu segelintir permasalahan dalam liga
bagaimana dengan pemain? Tidak kalah hebohnya pemain pemain dalam tubuh tim tim
indonesia tidak di manusiakan sebagai manusia, bagaimana tidak gaji terus
menunggak dianggap hal yang lumrah dalam tim tim peserta liga, pemain tidak
bisa membayar kebutuhan hidupnya hingga mengemis, hingga puncaknya wafatnya
pemain salah satu tim yang berpentas di liga karena tidak memiliki dana untuk
berobat disebabkan gaji yang ditunggak oleh manajemen tim! Suatu realitas
bobrok yang ada dalam sepakbola kita. Dari semua hal itu badan otoritas
sepakbola indonesia tidak pernah belajar bahwa permasalahan yang ada karena
bobroknya pengelolaan. Lalu, harapan baru kembali muncul setelah kesadaran
supporter untuk mengkritisi keadaan yg sudah jauh rusak ini, arus suara kritis
mendengung, pergantian kepemimpinan juga pergantian kemenpora seolah menjadi
refleksi akan menjadi nyata harapan itu, menpora dengan tegas meminta laporan
transparansi kegiatan pssi sebagaj badan publik, arus dukungan pun mengakir
dari seantero penjuru negeri, bentuk dukungan atas ketegasan kemenpora demi
sepakbola indonesia yang lebih baik, kita juga sebagai bagian dari supporter
harus berani menentukan arah demi sepakbola yang lebih baik pula, kepada pssi
harus kah kami berteriak #boikotpssi agar terbuka pikirannya, haruskah kami
berkata #bekukanpssi agar sadar bahwa ada sesuatu yang salah dalam sepakbola
kita. Bersikaplah
terbuka, bersedialah mengevaluasi secara terbuka kinerjademi prestasi dan
kelangsungan sepakbola kita. Tetaplah
panjang umur perjuangan ini, tetaplah menyuarakan kebenaran yang sesunguhnya.
INI BUKAN HANYA TENTANG SEPAKBOLA.
INI ADALAH TEKAD BESAR, KEYAKINAN, DAN PERJUANGAN.
TETAPLAH TERBANG TINGGI ELANG GARUDA.
JIKA KALIAN, PSSI DAN LAINNYA MEMBACA INI.
JIKA KALIAN, PSSI DAN LAINNYA MEMBACA INI.
SAYA HANYA INGIN MENYAMPAIKAN KEGELISAHAN KAMI.
DAN BUATLAH SENYUM ITU KEMBALI KE SEAKBOLA KITA.
KITA LAYAK MENDAPATKANNYA !
JIKA KAU INGIN MEMBUNGKAM KAMI, KAMI PERSIAPKAN UNTUKMU PEMBERONTAKAN.