Onward
Persebaya*
“Setelah bertahun-tahun
lamanya sejak berkecimpung dalam dunia yang telah memberikan banyak pengalaman
kepada saya, di mana saya banyak belajar tentang moralitas dan kewajiban,
sungguh semua itu berkat sepak bola,” terang Albert Camus, seorang pemikir
Prancis, dalam salah satu artikelnya. Memang demikianlah sepak bola. Setiap
giringannya mengajarkan kelincahan menghadapi masalah. Kerap kali tendangan
yang dilesakkan memberi tahu tentang peluang hidup yang senantiasa ada dan
terbuka bagi mereka yang mau berusaha. Bahkan antisipasi kiper di depan gawang pun
kerap kali menggambarkan kemampuan manusia saat berhadapan dengan ancaman. Dan pada akhirnya, hanya klub dengan seabrek
penempaanlah yang berhak mendapat peluang dipuja sejarah. “Football, bloody
hell!” begitu kata Sir Alex Ferguson.
Dalam hal ini, sebagai pendukung Persebaya, kita semua bisa
berdecak bangga, sebab Persebaya masuk dalam klasifikasi klub legendaris
Indonesia. Meski demikian, di setiap lintasan waktu, tangan besi sepak bola
mampu merubah klub yang semula terkenal menjadi terpuruk, seperti pasang surut
yang dialami AC. Parma. Oleh karenanya, tulisan ini lahir sebagai ikhtiyar untuk
memperkuat kaki-kaki Persebaya agar mampu menghadapi dinamika persepakbolaan. “Onward!
No Retreat (Maju terus! Pantang Mundur).” Demikian semboyan milik Olimpiade
Ganefo 1963 yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno.
Ikhtiyar
“Sifat fanatisme sepak bola memiliki keunikan karena orang yang
berada di dalamnya rela membela tim kesayangan dengan pengorbanan yang tidak
kecil. Baik tenaga maupun dana.” (R.N. Bayu Aji, 2018)
Adakah yang pernah membaca ulasan di Jawa Pos yang menyebut, bahwa
kemenangan Persebaya atas Persib di Stadion Kapten I Wayan Dipta terjadi berkat
suara dukungan Bonek dari luar stadion? Atau cerita dari Inggris tentang sosok Beckham
yang mampu bangkit hingga menjadi pahlawan kemenangan Man. United pada Final
Champions 98/99 di tengah bayang-bayang hinaan publik Negeri Ratu Elizabeth? Dan
tentu saja kisah legendaris saat Sir Matt Busby bersama jajaran manajemen membangun
kembali Man. United paska Munich Air Disaster 1958? Jika pernah,
maka kita semua berada pada satu pemahaman, bahwa semua komponen memiliki
kontribusi nyata bagi tim tercinta. Setelah aspek kesadaran ini terpenuhi, maka
selanjutnya tinggal fokus pada pembenahan yang musti segera kita eksekusi
bersama.
Pembenahan ini diartikan sebagai langkah strategis yang harus ditempuh
oleh semua komponen klub demi mewujudkan ‘progresivitas’ Persebaya. Belajar
dari seorang pemikir hukum ternama, Prof. Satjipto Rahardjo (2007), progresif
merupakan langkah untuk mengkritisi realitas yang positivistik; realitas yang
berjalan “begitu-begitu” saja, tanpa perubahan ke arah perbaikan. Jika
paradigma ini kita adopsi ke dalam klub, maka bisa dibaca sebagai langkah yang
akan dilakukan untuk menyiapkan, mengawasi dan mengevaluasi internal Persebaya,
baik suporter, pemain, pelatih, maupun manajemen. Oleh karena itu, menurut
paradigma ini, perbaikan tidaklah hanya memperbaiki fasilitas stadion, kualitas
rumput dan kostum kesebelasan, melainkan juga pemberesan gangguan (disrupsi)
yang berlaga di luar lapangan, baik vertikal maupun horizontal, seperti
perbaikan pengorganisasian suporter, perbaikan komunikasi kultural antar
komponen, dan lain-lain.
Setelah atmosfer di dalam kondusif, maka langkah selanjutnya adalah
menampilkan hasil keringat itu kepada dunia luar: gelanggang pertandingan.
Keindahan gocekan, akurasi umpan, power tendangan dan solidaritas para pemain
saling berpadu untuk membuat publik berkata, “Persebaya telah bangkit kembali,”
persis seperti pujian yang dikatakan Corriere delo Sport kepada Maradona
pada Piala Dunia 1990. Bahkan tidaklah mustahil apabila pemantapan permainan
ini sudah berhasil, yang disempurnakan dengan apresiasi dari publik luas, Persebaya
bisa dengan mudah mendapat predikat sebagai kiblat sepak bola Indonesia. Itulah
yang penulis dan Anda semua cita-citakan, bukan?
Ditulis oleh: Ferhadz A.M (Bonek Writer Forum)
Salah satu karya terbaik dalam lomba karya tulis dengan tema "Persebaya 2019" pada Bonek Fair #2.
Suka bertaruh judi bola ? sekarang sudah praktis
BalasHapusbisa bermain kapan saja dan dimana saja
kami tunggu kedatangan anda di BOLAVITA
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : 08122222995
BBM: D8C363CASuka bertaruh judi bola ? sekarang sudah praktis
bisa bermain kapan saja dan dimana saja
kami tunggu kedatangan anda di BOLAVITA
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : 08122222995
BBM: D8C363CA