Senin, 25 Maret 2019

Onward Persebaya*


Onward Persebaya*


 “Setelah bertahun-tahun lamanya sejak berkecimpung dalam dunia yang telah memberikan banyak pengalaman kepada saya, di mana saya banyak belajar tentang moralitas dan kewajiban, sungguh semua itu berkat sepak bola,” terang Albert Camus, seorang pemikir Prancis, dalam salah satu artikelnya. Memang demikianlah sepak bola. Setiap giringannya mengajarkan kelincahan menghadapi masalah. Kerap kali tendangan yang dilesakkan memberi tahu tentang peluang hidup yang senantiasa ada dan terbuka bagi mereka yang mau berusaha. Bahkan antisipasi kiper di depan gawang pun kerap kali menggambarkan kemampuan manusia saat berhadapan dengan ancaman.  Dan pada akhirnya, hanya klub dengan seabrek penempaanlah yang berhak mendapat peluang dipuja sejarah. “Football, bloody hell!” begitu kata Sir Alex Ferguson.

Dalam hal ini, sebagai pendukung Persebaya, kita semua bisa berdecak bangga, sebab Persebaya masuk dalam klasifikasi klub legendaris Indonesia. Meski demikian, di setiap lintasan waktu, tangan besi sepak bola mampu merubah klub yang semula terkenal menjadi terpuruk, seperti pasang surut yang dialami AC. Parma. Oleh karenanya, tulisan ini lahir sebagai ikhtiyar untuk memperkuat kaki-kaki Persebaya agar mampu menghadapi dinamika persepakbolaan. “Onward! No Retreat (Maju terus! Pantang Mundur).” Demikian semboyan milik Olimpiade Ganefo 1963 yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno.

Ikhtiyar

“Sifat fanatisme sepak bola memiliki keunikan karena orang yang berada di dalamnya rela membela tim kesayangan dengan pengorbanan yang tidak kecil. Baik tenaga maupun dana.” (R.N. Bayu Aji, 2018)
Adakah yang pernah membaca ulasan di Jawa Pos yang menyebut, bahwa kemenangan Persebaya atas Persib di Stadion Kapten I Wayan Dipta terjadi berkat suara dukungan Bonek dari luar stadion? Atau cerita dari Inggris tentang sosok Beckham yang mampu bangkit hingga menjadi pahlawan kemenangan Man. United pada Final Champions 98/99 di tengah bayang-bayang hinaan publik Negeri Ratu Elizabeth? Dan tentu saja kisah legendaris saat Sir Matt Busby bersama jajaran manajemen membangun kembali Man. United paska Munich Air Disaster 1958? Jika pernah, maka kita semua berada pada satu pemahaman, bahwa semua komponen memiliki kontribusi nyata bagi tim tercinta. Setelah aspek kesadaran ini terpenuhi, maka selanjutnya tinggal fokus pada pembenahan yang musti segera kita eksekusi bersama.

Pembenahan ini diartikan sebagai langkah strategis yang harus ditempuh oleh semua komponen klub demi mewujudkan ‘progresivitas’ Persebaya. Belajar dari seorang pemikir hukum ternama, Prof. Satjipto Rahardjo (2007), progresif merupakan langkah untuk mengkritisi realitas yang positivistik; realitas yang berjalan “begitu-begitu” saja, tanpa perubahan ke arah perbaikan. Jika paradigma ini kita adopsi ke dalam klub, maka bisa dibaca sebagai langkah yang akan dilakukan untuk menyiapkan, mengawasi dan mengevaluasi internal Persebaya, baik suporter, pemain, pelatih, maupun manajemen. Oleh karena itu, menurut paradigma ini, perbaikan tidaklah hanya memperbaiki fasilitas stadion, kualitas rumput dan kostum kesebelasan, melainkan juga pemberesan gangguan (disrupsi) yang berlaga di luar lapangan, baik vertikal maupun horizontal, seperti perbaikan pengorganisasian suporter, perbaikan komunikasi kultural antar komponen, dan lain-lain.

Setelah atmosfer di dalam kondusif, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan hasil keringat itu kepada dunia luar: gelanggang pertandingan. Keindahan gocekan, akurasi umpan, power tendangan dan solidaritas para pemain saling berpadu untuk membuat publik berkata, “Persebaya telah bangkit kembali,” persis seperti pujian yang dikatakan Corriere delo Sport kepada Maradona pada Piala Dunia 1990. Bahkan tidaklah mustahil apabila pemantapan permainan ini sudah berhasil, yang disempurnakan dengan apresiasi dari publik luas, Persebaya bisa dengan mudah mendapat predikat sebagai kiblat sepak bola Indonesia. Itulah yang penulis dan Anda semua cita-citakan, bukan?


Ditulis oleh: Ferhadz A.M (Bonek Writer Forum)
Salah satu karya terbaik dalam lomba karya tulis dengan tema "Persebaya 2019" pada Bonek Fair #2.

1 komentar:

  1. Suka bertaruh judi bola ? sekarang sudah praktis
    bisa bermain kapan saja dan dimana saja
    kami tunggu kedatangan anda di BOLAVITA

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995
    BBM: D8C363CASuka bertaruh judi bola ? sekarang sudah praktis
    bisa bermain kapan saja dan dimana saja
    kami tunggu kedatangan anda di BOLAVITA

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995
    BBM: D8C363CA

    BalasHapus